Bayi Baru Lahir di Suntik Program Pemko Medan, Orang Tua Lapor Polisi

Foto : Ibnu Sanjay Hutabarat.

Medan.AnalisaOne.com I Sungguh malang nasib Ibnu Sanjaya Hutabarat, orang tua dari Bayi Nyonya Asriani yang lahir pada tanggal 8 Maret 2023 kemarin.

Pasalnya, Ibnu selaku ayah harus melihat kondisi kaki bayinya di balut perban diduga di suntik Program wali kota Medan, yakni Scening Hipeteroid Program Stunting Keterbelakangan Mental oleh suster Rumah Sakit Mitra Medika, Kelurahan Harjosari. Kecamatan Medan Amplas.

Al hasil, kaki bayi dari nyonya Asriani istri Ibnu terlihat lebam memerah hingga seperti membusuk.

“Saya lihat setelah di suntik itu, kaki anak saya di perban bang.ternyata kaki anak saya itu luka lebam, memerah seperti membusuk gitu bang” terang Ibnu.

Foto : Laporan Ibnu di Polda Sumatera Utara

Informasi dihimpun, dugaan mal praktek yang dilakukan RS Mitra Medika bermula dari istrinya (Asriani) telah melahirkan anak ke 2 nya di Rumah Sakit Mitra Medika pada tanggal 8 maret 2023 pukul 16,21wib. usai melahirkan beberapa jam, pihak RS memanggil Ibnu (ayah bayi) untuk menyuruh mengikuti program Wali Kota Medan (Pemerintah) penyuntikan Scening Hipeteroid Program Stunting keterbelakangan Mental.

“Lucu ini bang. Padahal suster telah memberikan ucapan selamat kepada saya atas kelahiran anak saya dengan kondisi selamat dan tidak kurang dari satupun “selamat ya pak, bayi nya perempuan lahir dengan kondisi sehat tidak kurang dari satu pun”, Selang berapa jam anak saya lahir, pihak RS menawarkan ada program Scening Hipoteroid Stunting Keterbelakangan mental.jadi saya ditawarin dengan biaya gratis, ditanggung pemerintah” kata Ibnu.

Ibnu menjelaskan bahwa dirinya selaku orang tua bayi nyonya Asriani di mintai persetujuan untuk penanganan program Scening Hipeteroid Stunting Keterbelakangan mental.

“Jadi saya itu dipanggil oleh suster ke ruangan.dan di ambil kertas untuk persetujuan atau penolakan. Dan kata suster bahwa tidak ada dampak dan efek buruk, sehingga suster terus berusaha untuk mengajak saya mengikuti program Scening Hipoteroid Stunting. Dan kata dokter khusus bayi, di ambil sampel darah dari tumit” Kata Ibnu mengulang kata Suster.

Tepatnya tanggal 9 Meret 2023 sore, Saya menyetujui penandatanganan persetujuan dilakukan Scening Hipeteroid Program Stunting yang di laksanakan oleh RS Mitra Medika.

“Jadi saya menyetujui program dari RS itu dengan mengisi from persetujuan. Namun setelah dilakukan penyuntikan pengambilan sampel darah, saya lihat kaki anak saya di perban. Itu tepatnya tanggal 10 dan saya minta lihat kaki anak saya luka gitu dan memerah” kata Ibnu.

Tidak terima atas kejadian itu, Ibnu Senjaya Hutabarat langsung melaporkan dugaan malpraktek ke Polda Sumatera Utara dengan nomor : LP/B/319/III/2023/SPKT/Polda Sumatera Utara, tanggal 14 Maret 2023.

Terpisah, Direktur Rumah Sakit Mitra Medika Amplas, Syahrial Anas menjelaskan program pemeriksaan Scening Hipotiroid yang dianjurkan pemerintah tersebut selama ini sudah mereka lakukan kepada setiap bayi yang lahir.

“Program pemeriksaan Scening Hipoteroid yang di anjurkan pemerintah, selama ini sudah kami lakukan kepada bayi yang lahir di RS Mitra Medika” Ujarnya.

Pemeriksaan Program tersebut, Masih Kata Syahrial berupa mengambil sampel darah untuk dikirim ke Kemenkes, sebab faktor Hipetiroid bisa mengganggu mental, pertumbuhan dan stunting.

“Jadi cara melakukannya, kaki anak itu dikompres dengan air panas supaya terjadi pengembangan pembuluh darah, sehingga darahnya bisa banyak keluar dan tertampung sesuai yang ditentukan,” ungkapnya.

Namun, lanjut Syahrial, ketika sudah dilakukan, ternyata keesokan harinya kaki bayi tersebut menjadi melepuh. Dia mengaku sudah melakukan investigasi terhadap yang melakukannya, karena bisa saja saat pemeriksaan suhu airnya terlampau panas.

“Jadi kami akui terjadi di RS (Mitra Medika) dan kami akan bertanggung jawab penuh, anak ini akan kami rawat sampai kakinya sembuh, akan kami libatkan juga dokter-dokter ahli. Ini juga sudah kami sampaikan kepada orang tua bayi,”sebut Syahrial.

Bahkan ia juga akan membuat surat pernyataan kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sebagai bentuk tanggung jawab.

“RS siap bertanggung jawab. Karena mana lah kami mau buat anaknya menderita. Saat ini bayi itu dirawat dengan tiga dokter spesialis. (Kondisinya) semuanya sehat, cuma kakinya saja yang perlu dirawat,” tutur Syahrial.(tim).

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *