Medan.AnalisaOne.com I Puluhan mahasiswa yang tergabung didalam Aliansi Mahasiswa Peduli Keadilan (AMPK) geruduk kantor Dinas Pariwisata Kota Medan.Rabu (9/10).
Puluhan mahasiswa tersebut sangat resah dengan dugaan praktek prostitusi berkedok SPA/Massage bernama Gardenia SPA yang kini telah memiliki cabang yakni di Jalan Setia Budi, Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, (dahulu bernama SPA SKY 88), dan Jalan M. Basir No 5, Pangkalan Mansyur, Kecamatan Medan Johor dan Jalan Bunga Asoka No. 7 A, Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Sunggal.
Kedatangan mereka untuk melakukan aksi damai, dan meminta agar usaha Gardenia SPA di tutup oleh Dinas Pariwisata Kota Medan lantaran diduga tidak memiliki izin.
“Saat itu kita dijumpai Sekretaris Dinas Pariwisata, Adri Ginting. Kita malah menduga bahwa Gardenia SPA/Massage tidak memiliki ijinnya, karena sebelumnya Gardenia itu bernama SPA SKY 88 yang juga pernah di demo masyarakat. Jika punya ijin, kita pertanyakan ijin apa yang digunakan SPA Gardenia itu?, kita minta agar dilakukan pencabutan ijin operasinya dan lakukan penitupan, ” Ungkap Amiruddin Siregar, Ketua Umum AMPK, Rabu (9/10).
Selanjutnya puluhan mahasiswa itu menuju Polda Sumatera Utara untuk kembali melakukan aksi damainya dengan meminta agar Pihak Polri, terutama Poldasu agar mengusut tuntas dugaan praktek prostitusi yang dilakukan pemilik usaha Gardenia SPA/Massage.
“Kita minta agar Poldasu mengusut tuntas dugaan praktek prostitusi berkedok SPA/Massage Gardenia yang memiliki 3 cabang tersebut, tangkap pemilik dan para pelakunya, karena hal itu sangat meresahkan masyarakat Kota Medan, ” Terang Amiruddin Siregar.
Setelah menyampaikan aspirasinya mengenai Praktek Prostitusi berkedok SPA/Massage Gardenia milik seorang wanita yang biasa dipanggil inisial F itu, para mahasiswa bergerak kesalah satu cabang Gardenia SPA/Massage jalan M Basir, Pangkalan Mansyur, Kec Medan Johor.
Namun saat tiba di lokasi, ternyata Gardenia SPA/Massage tutup dan tidak beroperasi. Kemudian para Mahasiswa yang tergabung dalam AMPK tetap melakukan orasinya di depan ruko yang terpajang Spanduk Gardenia SPA/Massage.
“Sebelumnya memang kita telah melayangkan surat pemberitahuan akan melakukan aksi damai mengenai dugaan praktek prostitusi di SPA/Massage Gardenia itu, mungkin karena takut, Gardenia SPA itu tutup, kita minta Kepolisian dan Dinas Pariwisata agar menutup permanen SPA Gardenia, jangan hanya saat aksi saja mereka menutupnya dan membukanya kembali. Kami minta pihak ketegasnya dan usut tuntas dugaan prostitusinya, “kata Amiruddin Siregar.
Sebelumnya diberitakan, SPA Gardenia (dahulu SPA SKY 88) yang sempat didemo Organisasi Masyarakat dan Mahasiswa terkait prostitusi ke Polrestabes Medan dan Dinas Pariwisata pada Senin, (20/5) lalu, bukannya tutup, malah kini mengembangkan sayap dugaan bisnis ” Lendirnya” dengan membuka 2 cabang lagi SPA Gardenia di Kota Medan.
SPA Gardenia yang disinyalir sebagai lokasi prostitusi dengan berbagai layanan sex yang diselubungi sebagai kata SPA dan Lulur Kesehatan, kini SPA Gardenia (dahulu SPA SKY 88) Jalan Setia Budi, Simpang Selayang, Kec Medan Tuntungan yang tetap beroperasi, kini membuka 2 lokasi lagi dengan nama SPA Gardenia, Jalan M. Basir No 5, Pangkalan Mansyur, Kec Medan Johor dan Jalan Bunga Asoka No 7 A, Asam Kumbang, Kec Medan Sunggal , diduga memberikan layanan sex menu Vitale Massage (VM) “Kocok” dan Making Love (ML) “Kuda-Kudaan”.
Menurut salah seorang narasumber yang tak ingin namanya diberitakan, Senin (30/9), bahwa dugaan adanya prostitusi di SPA Gardenia masih terus beroperasi di ke 3 SPA Gardenia itu. Pasalnya, dirinya yang melakukan investigasi langsung ke 3 lokasi SPA Gardenia, baik Jalan Setia Budi, Simpang Selayang, Kec. Medan Tuntungan, Jalan M. Basir No 5, Pangkalan Mansyur, Kec. Medan Johor dan Jalan Bunga Asoka No 7 A, Asam Kumbang, Medan, bahwa prostitusi dengan menyajikan wanita wanita “Bohay”, seakan tidak memperdulikan Aparat Penegak Hukum (APH), Muspika, Dinas Pariwisata Kota Medan, serta masyarakat sekitar, malah terkesan terang-terangan menawarkan berbagai menu Sex, saat pengunjung pertama sekali masuk ke dalam dan disambut dan ditawarkan para perempuan yang disebut terapis oleh pihak Resepsionis SPA Gardenia itu.
“Ke 3 lokasi SPA Gardenia itu, sama aja, karena modus operandinya SPA, padahal prostitusi dengan menu layanan sex. Tarif VM (Kocok), harganya 200 ribu dan ML (Kuda-Kudaan), dimana tarifnya berkisar 600 ribu, ” Ungkap pria sambil menujukan video layanan sex yang direkamnya saat melakukan investigasi ke 3 SPA Gardenia itu.
Dugaan kegiatan Prostitisi yang tak juga dapat penindakan tegas oleh Muspika, Dinas Pariwiaara Kota Medan, serta Kepolisian, masih juga beroperasi dengan nama SPA Gardenia dan sudah sangat terang terangan, hingga tawar menawar sudah dilakukan saat pengunjung disambut resepsionisnya, serta melakukan penawaran atau ustilah Reservasi melalui seluler yang dicantumkan di Media Sosial milik SPA Gardenia itu.
Kasubdit Reknata Ditreskrimum Poldasu, AKBP Samosir ketika dikonfirmasi mengenai hal diatas, Minggu (29/9), hingga sampai berita ini di meja redaksi, belum juga memberi tanggapannya.
Panit Reknata Ditkrimum Poldasu, Iptu Binrod Situngkir ketika dikonfirmasi, Minggu (29/9), mengatakan bahwa pihaknya akan mendalami akan hal prostitusi di SPA Gardenia itu.
“Trima kasih Informasinya bang. Kita dalami ya bang, ” Katanya.
Terpisah, Kabid Pariwisata Kota Medan, Adri Ginting ketika dikonfirmasi mengenai perijinan SPA Gardenia yang dahulu bernama SKY 88, Minggu (29/9), seakan enggan berkomentar dengan tidak membalas Whatsapp wartawan.
Terpisah, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Sumut menanggapi pemberitaan telah beredar di masyarakat tentang praktik prostitusi diduga bebas beroperasi di SPA Gardenia Medan.
Ketua GNPF Ulama Sumut, Ustadz Aidan Nazwir mengatakan prostitusi atau perzinaan adalah suatu perbuatan tercela dan berimplikasi “dosa besar” bagi pelaku dan antek-anteknya, juga merupakan salah satu penyakit masyarakat (pekat) yang telah berumur hampir sepanjang dunia ini ada serta daya rusaknya juga sangat significant, baik itu dari segi mental, akhlak, ekonomi, keamanan, kejahatan maupun kesehatan, wabah penyakit yang menyerang masyarakat.
“Masih segar lagi ingatan kita, terkait dengan wabah penyakit yang begitu menghantui dunia, karena menjadi mesin pembunuh manusia dan sekaligus menyerang juga merusakkan peradaban dunia beberapa dekade lalu yaitu Aids, Accuaire immune defensive syindroms yang diduga disebabkan prilaku seks bebas, prostitusi dan sebagainya (zina),” ungkap ustad Aidan kepada wartawan via WhatsApp pada Kamis (3/10).
“Oleh karenanya, saya sebagai warga masyarakat Kota Medan dengan ini menyesalkan dan mengutuk keras praktik prostitusi yang dimaksud, serta meminta pihak terkait teristimewa aparat penegak hukum, kepolisian untuk segera merespon dan menindak serta menyeret penyelenggara bisnis haram ini ke ranah hukum,” tandasnya mengakhiri.(Tim).