Sunggal.AnalisaOne.com I Pengerjaan Mega Proyek Jaringan Distribusi Utama Sistem Penyediaan Air Minum (JDU SPAM) Regional Mebidang Propinsi Sumatera Utara yang dimenangkan oleh PT.Brantas Abipraya (Persero) beralamat jalan D.I Panjaitan Kav. 14 Cawang Jakarta Timur dengan Pagu anggaran sebesar Rp.435 milyar bersumber dari APBN tahun 2020 dinilai tidak sesuai SOP pengerjaannya.Rabu, (1/6).
Warga menuding pengerjaan Jaringan Distribusi Utama (JDU) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan kode tender 65601064 dari Kementerian PUPR terlihat asal jadi dikerjakan oleh PT. Hutama Karya (Persero). Bahkan pengerjaan proyek tersebut tidak memiliki plank proyek pengerjaan.
Alhasil, warga khawatir proyek yang bernilai ratusan milyar dari Kementerian PUPR guna menyambung penditribusian air minum ke warga masyarakat khusunya Desa Sei Semayang akan rusak ditahun-tahun yang akan datang.
Hal ini katakan Dedi Surya, warga Desa Sei Semayang saat pertemuan sosialisasi di Balai Desa Sei Semayang. Dimana perusahaan PT.Hutama Karya diduga tidak sesuai mengerjakan proyek JDU SPAM Regional Mebidang Propinsi Sumatera Utara khususnya di Desa Sei Semayang.
Menurutnya, PT.Hutama Karya tidak ada membuat dinding penahan pipa agar tidak terjadi pergerseran di dalam tanah saat pipa ditanam. Dan ini akan berdampak untuk 3 tahun sampai 5 tahun mendatang.
“Saya sudah melihat SOP kerjanya, tapi Perusahaan tidak sesuai mengerjakannya. Dalam SOP pengerjaan itu, penanaman pipa air minum pada Mega proyek ini ada dibuat dinding penahan pipa. Jadi proyek ini saya lihat tidak ada.terus saya tegur. “Kenapa tidak dibuat dinding penahan pipa itu bang?”.lalu pekerja menjawab akan dibuat.” Ujar Dedi.
Beliau menambahkan, bahwa dinding penahan pipa yang dibuat itu akan memberikan ketahanan pada pipa air yang ditanam agar tidak terjadi pergeseran pipa saat air mengalir dipipa.apalagi sewaktu musim hujan.
“Jadi tekanan air itukan besar,kalau tidak ada dinding penahan, ini akan bergeser. Apalagi jika musim hujan media penahan pipa itu atau dinding kalau tidak ada ini lembek. Kan langsung tanah dia, Sehingga bisa menyebabkan amblas” kata Dedi.
Selain Dedi, Rahman warga masyarakat sekaligus Ketua FKDM Kecamatan Sunggal juga menuding bahwa pengerjaan Mega Proyek JDU SPAM Regional Mebidang Propinsi Sumatera Utara diduga tidak sesuai pengerjaan.
Beliau menyebutkan dalam pertemuan sosialisasi, bahwa tanah pengorekan pengerjaan proyek penanaman pipa digunakan kembali untuk timbunan pipa pengaliran air minum.
“Ini saya lihat sudah menyalahi.apa dibenarkan tanah bekas korekan jalan tersebut dijadikan timbunan pipa air itu?” Sebut Rahman.
Terpisah, Humas PT.Hutama Karya John Saragih membantah konfirmasi wartawan terkait adanya Proyek JDU SPAM di Kecamatan Sunggal yang tidak sesuai di kerjakan
Ia menjelaskan bahwa apa yang disampaikan masyarakat itu semuanya sudah sesuai SOP pengerjaan.
“Terkait Dinding penahan pipa itu sudah kita buat. Gak berani kita kalau menyalahi” ujar Saragih.
Kalau masalah tanah bekas korekan itu kembali digunakan untuk menimbun pipa yang ditanam, itu memang dibenarkan dalam pengerjaannya.
“Bukan tanah bekas korekan saja yang kita timbun, ada juga pasir yang kita masukan. Jadi tanah bekas korekan itu bisa digunakan untuk timbunan pipa” kata Saragih menguatkan.
Sayangnya Jhon Saragih selaku Humas PT.Hutama Karya saat ditanyakan wartawan tidak mengetahui berapa besar anggaran yang dikerjakan dan tidak tahu dimana kantor Satuan Kerja sebagai pengawas pengerjaan Mega proyek tersebut.(ri).