Sunggal.AnalisaOne.com I Pemilihan serentak Kepala Desa di Kabupaten Deli Serdang tinggal hitungan hari. Segala cara dan upaya di lakukan oleh masing- masing para calon agar mendapatkan kursi empuk di Desanya. bahkan, tidak sedikit masyarakat mempercayai bahwa untuk menjadi Kepala Desa tidak jauh dari semboyan 3 D “Duit, Dukun, Deking”.Sabtu, (26/3).
“Untuk menjadi kepala Desa, itu tidak jauh dari semboyan 3 D, ” Dukun, Deking, Duit”. Minimal, tidak bermain dengan Dukun, ia main menggunakan Deking, tidak ada Deking maka duit (uang) yang menjadi alternatif terkahir.” Kata Syawal, warga masyarakat Desa Paya Geli, Kepada wartawan.
Syawal berpesan kepada masyarakat bahwa untuk menjadi Kepala Desa, masyarakat Desa harus memahami pentingnya Desa bagi masyarakat.Tak sedikit warga Desa dengan ambisinya mencalonkan diri untuk menjadi petinggi di Desa. Padahal ianya sama sekali tidak pernah berbuat untuk Desa.
“Pertama Masyarakat itu harus peduli sama Desanya. Nah, ketika perduli. Tentukan ia berperan untuk pembangunan dan kemajuan Desa. Baik itu mengkritik, ataupun memberi masukan kepada Kepala Desa terpilih. Bagaimana jika tidak perduli, lalu mencalonkan diri jadi kepala Desa???
Ini tidak masuk akal saya kira” ujarnya.
Syawal menggambarkan jika dalam kehidupan itu tidak terlepas dari tujuan hidup. Bahkan prilaku seseorang cendrung menunjukan kemampuannya dalam beretika dan beradaptasi di tengah masyarakat.
“Bagaimana jika masyarakat yang notabanenya itu adalah pengusaha, akademisi, dan lainnya, ini mereka tidak perduli dengan Desanya????
Lalu ingin mencalonkan diri?????.
Saya meminta agar warga masyarakat jangan lagi di bodohi, apalagi dijanjikan ini itu.” Katanya.
“Saya mencontohkan lagi, bagaimana jika tukang jahit berambisi ingin membangun rumah sendiri, atau para akademisi ingin jadi tukang jahit, Tentu ini tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan. Karena apa, bukan menjadi perilaku kesehariannya atau keahliannya. Jadi disini jika berbicara tentang Desa, pertama calon itu harus paham atau ngerti dulu apa itu Desa, kedua calon itu sebelumnya memang memiliki historis perduli Desa, Ketiga calon itu harus berperan aktif untuk memajukan Desanya. Jadi harus berpengalaman la. Seperti masuk kerja saja kita dipertanyakan pengalaman.” Jelas Syawal.
Jauh dikatakan Syawal, bahwa pemilihan Kepala Desa juga rentan terjadinya anarkis dan perkelahian gegara usung mengusung para calon.
“Jadi, sudahilah pemilihan Kepala Desa ini dengan cara anarkis,sikut – menyikut, ejek – mengejek dan saling membusukan para calon. Ingat, siapa pun yang terpilih, itulah Kepala Desa kita, jadi harus legowo itulah yang terpenting dan selalu amanah” harap Syawal.(ry).